Pages

Friday 20 March 2020

Melepas Penat di Wisata Alam Goa Seplawan, Purworejo, Jawa Tengah


iwanwidi.blogspot.com - Selain keindahan alam dan pantai-pantainya, negara Indonesia memiliki banyak wisata goa yang tersebar di berbagai wilayahnya. Kali ini, saya melakukan perjalanan menuju sebuah goa di Propinsi Jawa Tengah. Nama goa ini adalah Goa Seplawan. Goa ini terletak di Katerban, Donorejo, Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sebuah destinasi wisata goa yang pertama kalinya saya kunjungi.
                
Setelah mengunjungi wisata alam Bukit Canting Mas, saya memutuskan untuk ke tempat ini. Jarak yang ditempuh tidak begitu jauh, sekitar 45 menit perjalanan dari Bukit Canting Mas. Sebenarnya, tidak hanya ke Goa Seplawan ini saja, sebelumnya ke Gunung Gajah juga. Tetapi saya sudah pernah membuat posting-an tentang tempat wisata itu sebelumnya.
                
Goa Seplawan adalah sebuah goa yang masih memiliki keterkaitan dengan keyakinan Hindu. Saat pertama memasuki tempat ini, saya disambut oleh sebuah replika arca emas Dewa Siwa dan Dewi Parwati yang cukup besar, dengan tulisan nama Goa Seplawan besar di sampingnya. Berbagai situs sejarah Lingga dan Yoni pun adadi tempat ini. Ukuran tinggi Lingga 115 cm dan Yoni memiliki tinggi 60 cm, lebar 75 cm dan panjang 105 cm.

Replika Patung Emas Dewa Siwa dan Dewi Parwati
(Photo by: Iwan Widi)

Salah Satu Situs Cagar Budaya di Goa Seplawan
(Photo by: Iwan Widi)
                
Untuk menuju kedalam goa, saya diharuskan menuruni anak tangga yang lumayan panjang. Terlebih saat itu setiap anak tangga agak licin. Selangkah demi selangkah menapaki jalan menuju kedalam goa. Sekitar 15 menit menuruni anak tangga, hingga akhirnya sampai juga di mulut goa. Sempat memiliki keraguan, namun akhirnya tetap mauk kedalam goa tersebut, meski hanya sebentar saja.
                
Begitu masuk kedalam goa, hawanya cukup dingin. Tetes-tetes air yang jath dari stalakmit dan stalagtit membasahi jalan yang saya tapaki. Saya berjalan perlahan, agar tidak terpeleset. Oh iya, saat itu, hanya saya sendiri yang mengunjungi Goa Seplawan ini. Pengunjung lainnya berada diluar. Itupun sedikit jauh dari goa.  Tidak lebih dari 10 menit, saya memutuskan untuk segera keluar dari dalam goa. Dan, didalam goa ini terdapat sebuah papan peringatan untuk pengunjung goa.
                
Menaiki anak tangga yang berputar, cukup menguras tenaga dan melelahkan. Beruntung, saat itu saya telah membawa bekal minuman air mineral, jadinya saya tidak harus menahan haus. Suasana yang sepi, udara yang sejuk menjadi daya tarik wisata Goa Seplawan ini. Wisata alam goa ini tergolong tidak begitu banyak diminati pengunjung. Bisa dilihat, hanya ada beberapa orang yang berada di area wisata ini. Semoga kedepannya, tempat wisata ini semakin ramai pengunjung.
                
Karena waktu masih siang, saya melanjutkan berjalan-jalan melihat sekeliling area wisata ini. Saya menuju sebuah Gardu Pandang, yang masih satu area dengan Goa Seplawan ini. Beberapa kali, saya mencoba menyempatkan waktu untuk melihat fasilitas toiletnya. Bukan bermakud mendiskreditkan pihak pengelola, tapi beberapa diantaranya (toilet)  tidak lagi berfungsi dikarenakan kurang terawat dan saluran airnya tidak mengalir. Sungguh disayangkan sekali. Semoga saja, nantinya akan semakin baik di hari-hari selanjutnya. Supaya banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. Jangan khawatir kelaparan, sebab ada warung yang menjual makanan dan minunan juga di tempat ini.

Tangga Menuju Puncak Gardu Pandang
(Photo by: Iwan Widi)

Papan Perbatasan Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Photo by: Iwan Widi)
               
Panas matahari begitu terik, walau sempat beberapa kali teduh karena tertutup awan. Melihat panorama alam di gardu pandang, sungguh memanjakan mata. Hamparan tumbuhan hijau yang begitu luas dan angin yang bertiup begitu menyejukkan. Oh iya, saya menemukan sebuah papan yang menunjukkan perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Disini, saya menyempatkan diri untuk berfoto-foto sebentar. Lalu, menikmati alam Indonesia yang begitu indah di tempat ini. Ada juga sebuah tempat seperti sebuah panggung pementasan drama yang berbentuk melingkar dengan replika patung Dewa Siwa dan Dewi Parwati di tengahnya, mirip seperti di dekat goa.
                
Secara keseluruhan, wisata Goa Seplawan ini layak kita kunjungi untuk melepas penat. Menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang memanjakan mata, akan meyegarkan kembali otak kita yang jenuh.
                
Inilah sedikit perjalanan saya menuju ke wisata alam Goa Seplawan. Saya berharap, posting-an saya ini bermanfaat untuk para sobat traveler semua yang membacanya. Traveling-lah sobat traveler. Sebab, indonesia ini begitu indah. Sayang sekali, jika hidup yang singkat dan sekali ini, kita habiskan untuk bekerja hingga lupa untuk menikmati keindahan alam ciptaan-Nya. Saya mengucapkan terima kasih sudah mampir ke blog aya ini. Selamat liburan dan salam lestari.(Sumber: Wisata Goa Seplawan)

Friday 13 March 2020

Pesona Alam Yogyakarta dari Bukit Canting Mas Dipowono



“You don’t have to be rich to travel well.” – Eugene Fodor

iwanwidi.blogspot.comTraveling merupakan sebuah kegiatan yang menyenangkan. Sebab, ada banyak hal yang mampu kita temukan. Misalnya, budaya, bahasa, orang-orang baru dan lain sebagainya. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak muda saja, melainkan dari berbagai usia. Saya adalah salah satu orang yang suka dengan kegiatan ini. Meski masih minim pengalaman,tetapi saya sangat senang bisa menjadi seorang traveler. Petualangan saya kali adalah sebuah tempat wisata yang berada di Yogyakarta. Siapa yang tidak tahu Yogyakarta? Sebuah propinsi dengan keindahan alam yang melimpah dan tersebar di berbagai wilayahnya. Destinasi wisata saya kali ini berada di Kulon Progo, Yogyakarta. Nama destinasi wisata ini adalah Canting Mas Puncak Dipowono. Tempat ini berada di Desa Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
                
Destinasi wisata ini masih berada satu area dengan Bukit Wisata Pulepayung dan Kalibiru. Yang telah lebih dahulu terkenal. Meski tergolong sudah lama berdiri, tetapi akhir-akhir ini mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan. Saya pun memanfaatkan libur kerja untuk berpetualang ke tempat ini beberapa waktu yang lalu. Harga tiket masuknya tergolong murah dan tidak begitu menguras kantong. Pesona alam yang ditawarkan mirip sekali dengan Kalibiru dan Pulepayung yaitu, pemandangan alam Kulon Progo yang hijau. Dari tempat ini, saya dapat melihat Waduk Sermo yang begitu indah dan mempesona dari ketinggian. Saya bersyukur sekali, dapat diberi kesempatan untuk berkunjung ke tempat ini. Meskipun harus menjadi seorang solo traveler.

                
Mungkin ada yang bertanya, “Kenapa suka traveling sendiri?”
                
Ya, saya lebih suka traveling sendirian. Sebab, saya bebas menentukan kapan berangkat dan tempat wisata mana saja yang ingin saya tuju sesuka hati saya. Tidak perlu ada perdebatan dengan seseorang mengenai tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Walaupun harus mengeluarkan lebih banyak anggaran ketimbang traveling bersama teman yang bisa patungan untuk biaya transportasi, masuk wisata dan makan. Pada akhirnya, semua tergantung kita lebih nyaman bertualang dengan teman atau sendirian.  Semua orang memiliki pendapat masing-masing.
                
Kembali pada petualangan saya. Seperti biasanya, saya berangkat dari Magelang menuju Kulon Progo, Yogyakarta. Menempuh sekitar 90 menit atau 1,5 jam perjalanan untuk sampai di tempt wisata ini. Saya memilih hari biasa (jam kerja) dan berangkat di pagi hari. Untuk mendapatkan waktu lebih banyak untuk menjelajah dan pengunjung yang belum begitu ramai. Dan benar saja. Sesampainya disana, hanya ada sekitar 3 orang pengunjung yang sedang asyik menikmati alam dan berfoto-foto dengan latar belakang keindahan alam Kulon Progo di berbagai spot foto yang ada disana.

Berfoto di Spot Teras Kaca
(Photo by: Iwan Widi)

Dengan sigap, saya segera mengambil kamera saku untuk mengabadikan keindahan alam yang ada di tempat ini. Oh iya, untuk berfoto menggunakan spot foto yang tersedia disana tidak dikenakan biaya. Hanya ada sebuah tempat yang disediakan pengelola untuk perawatan spot foto. Kita bisa memasukkan sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan hati kita. Berbagai spot foto menarik perhatian saya, salah satunya sebuah teras kaca. Segera saya mengeluarkan sebuah tripot dari tas saya. Maklum, solo traveler jadinya harus memiliki peralatan yang mendukung untuk berfoto dengan bantuan alat. Selain itu, tempat wisata juga masih sepi. Dengan memasang mode timer, saya mengambil tempat yang pas untuk berfoto. Cekrek. Cekrek. Hehe.
                
Saya kagum dengan kebersihan tempat wisata ini. Tidak ada sampah yang berserakan, selama saya menelusuri berbagai sudutnya. Dan alangkah indahnya, jika kita juga mampu menjaga kebersihan; dengan membuang sampah pada tempatnya. Dimana pun kita bertualang. Agar kita nyaman saat bertualang dan ikut menjaga kelestarian alam.

Waduk Sermo yang terlihat dari Bukit Canting Mas
(Photo by: Iwan Widi)
                
Fasilitas pendukung pun cukup memadai. Area parkir yang cukup luas untuk mobil dan motor. Begitu juga ada toilet dan sebuah cafe untuk menikmati makanan dan minuman sembari menikmati keindahan alam bersama teman, keluarga maupun pasangan. Jadi tidak perlu khawatir kelaparan saat kita kelelahan berfoto ria di tempat yan indah ini.
                
Dengan budget traveling yang minim, saya rasa tempat ini pas untuk dikunjungi saat weekend tiba. Di Kulon Progo ini, ada begitu banyak wisata yang indah dan menarik; untuk saya jelajahi satu persatu. Bisa dibilang, keindahan alamnya sangat menggoda untuk kembali kesana kembali. Setelah selesai berfoto-foto, saya memutuskan untuk membeli makanan dan minuman untuk melepas lelah dan kemudian melanjutkan perjalanan ke tempat lainnya.
                
Meski perjalanan saya ini singkat, tetapi bagi saya pribadi cukup menyenangkan dan berkesan. Kejenuhan yang sempat memenuhi otak saya seketika hilang dan pikiran kembali segar. Saya mengucapkan terima kasih telah mampir di blog saya ini dan membaca tulisan saya ini. Meski jauh dari sempurna, saya berharap tulisan saya ini bermanfaat untuk semua pengunjung blog saya ini. Sekian dan terima kasih. Salam lestari dan selamat bertualang.(Sumber: Wisata Alam Bukit Canting Mas Puncak Dipowono)

Friday 28 February 2020

Pesona Keindahan Telaga Sarangan yang Memanjakan Mata

Berfoto di depan Tugu Telaga Sarangan, Magetan
(Photo by: Iwan Widi)

iwanwidi.blogspot.com - Setelah perjalanan saya yang dimulai dari Candi Cetho, kemudian ke Air Terjun Grojogan Sewu, maka perjalanan selanjutnya menuju ke Telaga Sarangan di Magetan, Propinsi Jawa Timur. Saat itu (setelah dari Grojogan Sewu) waktu telah cukup sore menjelang maghrib. Saya dan teman saya memutuskan untuk mencari penginapan. Dan diputuskan untuk menginap di sekitar Telaga Sarangan. Sebab, tubuh sudah cukup kelelahan dan membutuhkan istirahat. Sesampainya di penginapan sekitar pukul 18.00 WIB. Memutuskan untuk kembali ke Magelang keesokan harinya.
                
Suasana di sekitar telaga cukup sepi, sebab kala itu saat hari Senin dan sudah menjelang malam. Hawanya pun dingin dan sejuk. Karena tidak ada yng bisa diabadikan, maka kami memutuskan untuk mengunjungi telaga di pagi hari, saat belum ada pengunjung sama sekali. Malam itu, kami beristirahat  total di penginapan-yang berjarak tidak jauh dari telaga-sekitar 200 meter. Perjalanan yang cukup panjang, membuat kepala saya pusing dan saya putuskan untuk membeli obat pereda sakit kepala.
                
Selama di penginapan, kami membuat kopi untuk menghangatkan badan. Dan mencoba sebuah kuliner yang cukup terkenal disana yaitu, Sate Kelinci. Rasa lapar tidak seharusnya ditahan, tetapi harus disembuhkan dengan makan biar tubuh fit lagi untuk beraktifitas kembali. Sempat ragu akan rasanya, tetapi setelah mencoba satu tusuk, ternyata enak sekali. Malam itu, saya makan dengan lahapnya. Dengan harga Rp. 18.000,-/porsi kala itu, sudah cukup membuat perut saya kenyang dan tidak perlu membeli makanan lain. Mungkin, suatu hari nanti, saya akan kembali lagi ke tempat ini. Selain ketagihan dengan makanan ini, sepertinya akan lebih menyenangkan bertualang di tempat ini lebih lama.

Lanskap Indah di pinggir Telaga Sarangan
(Photo by: Iwan Widi)

Malam itu, tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Setelah mandi untuk membersihkan badan, hanya bermalas-malasan saja sambil bermain smartphone dan menonton acara di televisi. Menurut saya, tempat ini sangat cocok untuk menenangkan diri dari kejenuhan yang disebabkan oleh kepadatan jadwal kerja dan keramaian perkotaan. Suasana malam disini pun tidak ramai seperti perkotaan, meski beberapa kali kendaraan bermotor mondar-mandir kesana kemari.
                  
Setelah cukup malam, kami memutuskan untuk beristirahat dan bangun pagi-pagi sekali untuk menuju ke telaga. Sekitar pukul 05.00 WIB pagi, saya bangun dan mencoba melihat-lihat keadaan sekitar penginapan. Alangkah terkejutnya saya, bahwa dari rooftop penginapan, saya melihat pemandangan yang cukup indah. Matahari terbit atau sunrise-nya cukup memesona. Beruntungnya saya. Dari arah berlawanan (barat) pemandangan Gunung Lawu nampak jelas, hanya puncaknya saja yang tertutup awan yang melingkar.

Golden Sunrise di sisi timur dari rooftop penginapan
(Photo by: Iwan Widi)

Pemandangan di sisi barat dari rooftop penginapan
(Photo by: Iwan Widi)
               
Dengan segera, saya membangunkan teman saya dan mengambil smartphone untuk mengabadikan golden sunrise pagi itu. Pagi itu, sungguh indah sekali. Dan saya sangat beryukur sekali, masih bisa menyaksikan indahnya pagi hari dan masih diberi kesempatan untuk menghirup oksigen dengan gratis. “Terima kasih dan syukur Tuhan. Engkau menyertai perjalananku hingga ke tempat ini.”
                
Pagi itu juga-setelah melihat sunrise-saya dan teman saya mulai bersiap untuk check out dari penginapan dan melanjutkan perjalanan menuju Telaga Sarangan. Kami berdua memutuskan untuk tidak berlama-lama di telaga, mengingat teman saya akan masuk kerja shift siang. Kami hanya mengambil beberapa foto saja lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Magelang. Meski hanya singkat, tetapi cukup berkesan di ingatan. Suasana telaga yang menenangkan di pagi hari, udara yang sejuk, dan keindahan alam yang mengelilingi telaga, meninggalkan kesan yang amat membekas di ingatanku. Saya telah memutuskan, akan kembali ke tempat ini nantinya.
                
Perjalanan ke tempat ini membuatku sadar. Bahwa ada banyak sekali keindahan alam yang menanti kita untuk bersatu dengannya, menikmati setiap detik yang berharga, serta menjaga dan mencintai alam yang sungguh indah ini. Tuntutan hidup akan selalu menjerat kita, tetapi kita bisa mencoba untuk melepaskan diri sejenak, dengan menuju tempat-tempat yang indah di negeri kita, Indonesia. Hidup hanya sekali, sayang sekali jika kita hanya berdiam diri di rumah.
                 
Sedikit perjalanan ini mampu membuatku kecanduan untuk bertualang ke tempat lainnya di waktu yang akan datang. Saya ucapkan banyak terima kasih telah mampir dan membaca perjalanan saya ini. Saya berharap bermanfaat untuk kalian semua. Salam lestari dan selamat bertualang.(Sumber: Wisata Alam Telaga Sarangan)

Baca Juga:
- Menikmati Kesejukan Air Terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
- Menapak Tilas Peninggalan Sejarah di Candi Cetho